SELAMAT DATANG DI WEBSITE CYBER EXTENSION BADAN PENYULUHAN DAN KETAHANAN PANGAN (BPKP) KABUPATEN SIDENRENG RAPPANG

Rabu, 01 Februari 2012

SIDRAP OPTIMIS MEWUJUDKAN TARGET SURPLUS 10 JUTA TON BERAS 2014 MELALUI KEGIATAN PENGAWALAN DI LOKASI SL-PTT

Pajalele-Sidrap. Pelaksanaan Temu Lapang / Farmers Field Day (FFD) merupakan bagian yang tidak terpisahkan dalam mendukung  Program P2BN. Lebih khusus di Kabupaten Sidenreng Rappang, harapan besar disandarkan kepada para penyuluh sebagai ujung tombak sekaligus jembatan informasi dan teknologi yang dibutuhkan oleh petani, dengan harapan, pertanian, khususnya padi di Kabupaten Sidenreng Rappang bisa memberikan kontribusi bagi surplus Cadangan Beras Nasional 2014 yakni 10 Juta Ton.
Realisasi pelaksanaan Temu Lapang  merupakan tindak lanjut dari hasil Temu Teknis Tingkat Kabupaten yang dilaksanakan pada 17 November 2011 lalu dan Temu Teknis Tingkat Kecamatan 1 minggu setelahnya. Kabupaten Sidenreng Rappang dalam hal ini mengimplementasikannya sebagaimana Petunjuk Teknis Pengawalan Penyuluhan Pertanian di Lokasi SL-PTT Padi di 11 Provinsi Sentra Produksi Beras Nasional. Pusat Penyuluhan Pertanian Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian Kementerian Pertanian. adapun Dasar dari pelaksanaan kegiatan pengawalan Peningkatan Produksi Beras Nasional (P2BN) Kabupaten Sidenreng Rapapng adalah DIPA Balai Besar Pelatihan Pertanian (BBPP) Batang Kaluku Nomor 112/KU210/J/X/2011 tanggal 06 Oktober 2011.
Pada Temu Lapang kali ini dilaksanakan di Lokasi Kelompok Tani Sukamaju, Kelurahan Pajalele, Kecamatan Tellu LimpoE, Kabupaten Sidrap, acara yang sedianya dihadiri langsung oleh Bupati Sidenreng Rappang, diwakilkan kepada Staf Ahli Bupati Rustam, SH yang sekaligus secara resmi membuka acara Temu Teknis Penyuluhan Tingkat Kabupaten Sidenreng Rappang Tahun 2011. Dengan mengangkat tema “Dengan Temu Lapang Kita Samakan Persepsi Dalam Penerapan Teknologi Pengelolaan Tanaman Terpadu (PTT) Padi dalam Mensukseskan Program Peningkatan Produksi Beras Nasional (P2BN)”, acara ini dihadiri juga oleh berbagai elemen stake holder pertanian, diantaranya Kepala Balai Penyuluhan Kecamatan (BPK) / Balai Penyuluhan Pertanian (BPP); PPK Tan. Pangan / Mantri Tani; Para Penyuluh Penndaping SL-PTT pada 66 Desa/Kel; POPT (Pengamat Organisme Pengganggu Tanaman); dan tidak lupa perwakilan Gabungan Kelompok Tani (Gapoktan) / kelompok Tani (Poktan) Lokasi SL-PTT se-Kabupaten Sidrap.        
Diawal sambutannya Rustam, SH memaparkan maksud dan tujuan pelaksanaan Hari Temu Lapang (Farmers Field Day) yang merupakan wadah untuk saling tukar menukar informasi dari Peneliti – Petani – Penyuluh dan kebali lagi ke Peneliti sebagai umpan balik hasil penelitiannya. Sebagimana yang beliau ungkapkan bahwa “Temu Lapang (Farmers Field Day) seperti yang kita laksanakan pada hari ini adalah pertemuan antara para petani dengan peneliti dan penyuluh untuk saling tukar menukar informasi tentang teknologi yang dihasilkan oleh peneliti dan umpan balik dari petani, dengan tujuan membuka kesempatan bagi petani untuk mendapatkan informasi teknologi hasil pertanian, membuka kesempatan bagi para peneliti untuk mendapatkan umpan balik dari hasil-hasil penelitiannya, menyalurkan teknologi di kalangan petani secara lebih cepat dan menjalin hubungan akrab antara peneliti, penyuluh dan petani.
Acara kemudian dilanjutkan dengan diskusi panel yang dipandu oleh Rustam, SH, adapun yang bertindak sebagai pemateri adalah Suwito Chandra Ketua Pokatan Sukamaju yang memaparkan tentang keberhasilannya menerapkan teknologi sistem tanam legowo yang mampu menghasilkan produksi hingga 10 ton GKP. Pembicara kedua, peneliti BPTP Ir. Nasaruddin Razak, M.Si yang juga dipercaya sebagai LO.BPTP Kab. Sidrap, dalam materinya beliau memaparkan tentang berbagai macam teknologi yang dikembangkan guna mendukung peningkatan produksi padi serta upaya peneliti dalam memenuhi segala kemudahan bagi petani. Sebagai pembicara ketiga adalah Ir. Bandel Hartopo, M.Sc Kepala Balai Besar Pelatihan Pertanian Batang Kaluku, yang mengingatkan kembali tentang peran penyuluh pendamping di Lokasi SL-PTT Padi guna mendukung sukses target P2BN. Dalam pemaparannya beliau sempat menyinggung permasalahan mendasar sehingga paket teknologi hasil penelitian para peneliti tidak diterapkan di tingkat petani, bahwa “Petani belum tahu, petani tahu tapi ragu-ragu, dan petani tahu tapi malas”, untuk itu beliau menambahkan peran penyuluh pendamping dalam hal ini, bahwa “Penyuluh pendamping bertindak sebagai jembatan informasi dari peneliti ke petani dan sebaliknya dari petani ke peneliti sebagai umpan balik”.        
Pelaksanaan pengawalan yang dilakukan oleh Penyuluh Pendamping di Lokasi SL-PTT merupakan bagian yang tidak terpisahkan dalam mendukung  Program P2BN. Lebih khusus di Kabupaten Sidenreng Rappang, harapan besar disandarkan kepada para penyuluh sebagai ujung tombak sekaligus jembatan informasi dan teknologi yang dibutuhkan oleh petani, dengan harapan, pertanian, khususnya padi di Kabupaten Sidenreng Rappang bisa memberikan kontribusi bagi surplus Cadangan Beras Nasional 2014 yakni 10 Juta Ton. Namun, ada beberapa hal yang patut dicatat dimana permasalahan mendasar yang dihadapi Petani di Kab. Sidrap saat ini adalah (1) kurangnya akses kepada sumber permodalan, pasar dan teknologi, serta pengorganisasian Gabungan Kelompok Tani (Gapoktan) dan Kelompok Tani (Poktan) yang masih lemah. (2) Kondisi organisasi petani saat ini lebih bersifat budaya dan belum sepenuhnya diarahkan untuk memanfaatkan peluang ekonomi melalui pemanfaatan aksesibilitas terhadap berbagai informasi teknologi, permodalan dan pasar yang diperlukan bagi pengembangan usaha tani dan usaha pertanian.
Sebagaimana diketahui kelembagaan petani dalam wadah kelompok tani di Kab. Sidrap sampai sekarang ini jumlahnya mencapai 1.610 kelompok dengan jumlah keanggotaan 69.371 orang yang tergabung ke dalam 106 GAPOKTAN pada 106 desa/kelurahan di Kab. Sidrap. Untuk kegiatan pandapingan SL-PTT Padi tahun ini Sidrap hanya memperoleh jatah pada 66 Desa/Kelurahan sentra produksi di 11 Kecamatan. 66 Desa/Kel yang dipilih ini natinya akan dijadikan sampel dan percontohan paket teknologi untuk percepatan peningkatan produksi beras nasional (P2BN).
Dalam rangka mendukung program pemerintah, maka sidrap optimis pada produksi tahun ini diperoleh luas panen sebanyak 68,963 Ha dari luas pertanaman 75,159 Ha, dengan realisasi produksi gabah kering giling (GKG) untuk tahun 2011 sebanyak 326.063,02 Ton dengan capaian produktivitas rata-rata 47,28 Kw/Ha, jumlah ini terbilang masih di bawah nasional yakni 49,44 kw/ha tahun 2011 yang turun 0,71 kw/ha (1,42%) dari tahun 2010 (50,15 kw/ha).  
Dari sisi penggunaan pupuk diperoleh data bahwa jumlah penggunaan pupuk untuk tahun 2011 adalah 3.250.769,41 Ton (Rendengan 3.234.894,71 Ton dan Gadu 15.874,70 Ton) atau rata-rata 43.251,90 Kg/Ha, jumlah ini termasuk penggunaan pupuk organik (kompos) yang mencapai diatas 90% (3.227.872,50 Ton). Jumlah dan rata-rata penggunaan berbagai jenis pupuk masing-masing sebagai berikut: Urea 17.415,01 Ton (231,71 kg/ha), TSP/SP36 1.797,55 Ton (23,92 kg/ha), ZA 1.990,70 Ton (26,49 kg/ha), dan NPK 1.738,65 Ton (23,13 kg/ha).
Pada tahun 2011 juga tercatat bebrapa OPT spesifik yang menyerang pertanaman padi di Kab. Sidrap, yakni: Penggerek batang, Tikus, Kresek, Walang sangit, Ulat grayak, Tungro, dan Wereng coklat, serangannya hampir merata di 11 kecamatan dengan jenis varietas yang umum dibudidayakan adalah varietas Ciliwung, Ciherang, Inpari 7, Inpari 9, dan Intani. (Djumadil Djalil, S.ST - Lab Multimedia dan Informasi Penyuluhan BPKP Sidrap)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar