SELAMAT DATANG DI WEBSITE CYBER EXTENSION BADAN PENYULUHAN DAN KETAHANAN PANGAN (BPKP) KABUPATEN SIDENRENG RAPPANG

Selasa, 24 April 2012

TUNTASKAN PEMBANGUNAN PERTANIAN, PERIKANAN DAN KEHUTANAN DI KAB. SIDRAP


    Sudah bukan rahasia lagi bahwa Kab. Sidrap merupakan salah satu kabupaten di Sulawesi Selatan yang sangat identik dalam hal pertanian, mulai dari pertimbangan wilayah dan topografi yang mendukung, potensi mata pencaharian masyarakat terkait sektor pertanian, perikanan dan kehutanan, dan aspek kelembagaan dalam hal pembinaan kelompoktani. Sehingga, tidak salah jika para penentu kebijakan wajib mengedepankan pembangunan pada tiga sektor yang dimaksud, seraya mendongkrak perekonomian lokal, dan kesejahteraan masyarakat pada umumnya, termasuk masyarakat tani yang ada di Kab. Sidrap
    Wilayah Administratif Kabupaten Sidrap memiliki luas yakni 1.883,25 km2, yang terdiri atas 11 Kecamatan dengan 106 Desa/Kelurahan. Kabupaten Sidenreng Rappang adalah kabupaten dengan potensi wilayah yang sangat mendukung untuk sektor usaha pertanian, perkebunan, peternakan, dan kehutanan. 
     Dari data jumlah penduduk yang bergerak di bidang pertanian, perikanan dan kehutanan di Kabupaten Sidenreng Rappang adalah sebanyak 770.030 jiwa (30,73%) dari total jumlah penduduk atau 59,52% dari tenaga kerja produktif (129.420 jiwa) petani yang berusaha tani, termasuk dalam 4 sektor usaha, yakni petani (pangan/horti), pekebun, peternak dan sektor kehutanan.
    Jumlah kelembagaan kelompoktani yang tersebar di Kabupaten Sidenreng Rappang sampai dengan Tahun 2011 sebanyak 1.580 kelompok, yang terbagi kedalam 857 Kelompok Pemula, 401 Kelompok Lanjut, 284 Kelompok Madya, dan 38 Kelompok Utama. (Anonim, red).

Rabu, 04 April 2012

PROSPEK PENGEMBANGAN USAHA AYAM ARAB PETELUR


Prospek Pasar Usaha Ayam Arab Petelur di Kab. Sidrap
Usaha tani yang produktif harus didukung dengan ketersediaan  jaminan pasar dan akses pemasaran melalui peningkatan kapasitas prospek pasar. Data tentang prospek pasar meliputi trend produksi, segmen pasar dan struktur pasar.

Telur Ayam Arab
1)   Trend Produksi.  Berdasarkan data trend produksi selama kurun waktu lima tahun terakhir menunjukkan bahwa jumlah produksi telur Ayam Buras di Kabupaten Sidenreng Rappang cenderung mengalami penurunan setiap tahun, yakni 739.788 ton (2007); 813.766 ton (2008); 875.653 ton (2009); 189.051 ton (2010); dan 483.244 ton (2011)
Trend produksi terendah terjadi pada tahun 2010 yakni hanya kurang lebih 189.051 ton telur, sedangkan produksi tertinggi bisa mencapai 875.653 ton pada tahun 2009. Walaupun demikian, secara perlahan mulai tahun 2011 angka produksi telur mengalami peningkatan kurang lebih 300% dari tahun 2010, yakni sebanyak 483.244 ton.
Ayam Arab Petelur
Peningkatan jumlah produksi telur di tahun 2011 tentunya diperlukan kerjasama dan kesungguhan dari peternak dan seluruh stakeholders pendukungnya yang secara bersama melalui peningkatan populasi dan intensifikasi usaha ternak Ayam Arab petelur. Melalui langkah yang sama, maka diharapkan pada tahun 2012 ini jumlah produksi telur yang ada di Kabupaten Sidenreng Rappang akan terus meningkat sebagaimana produksi yang telah dicapai pada tahun 2008 atau bahkan lebih.
Data lain menunjukkan bahwa menurunnya produksi pada tahun 2009 sampai dengan tahun 2010 tidak terlepas dari banyaknya peternak yang gulung tikar yang disebabkan wabah flu burung, sehingga banyak ternak ayam yang mati termasuk Ayam Arab petelur. Hal ini secara nyata langsung mengurangi jumlah populasi ternak dan akan berdampak terhadap berkurangnya jumlah produksi. 

    2)   Segmen Pasar
Hasil data segmen pasar pada produksi telur Ayam Arab di Kabupaten Sidenreng Rappang secara umum menunjukkan bahwa pangsa pasar adalah kecenderungan baru mampu memenuhi kebutuhan pasar lokal, yakni 70-80% dan untuk pasar luar adalah 20-30%, adapun untuk pasar swalayan atau supermarket belum tersentuh pemasaran oleh peternak. 

3)   Struktur Pasar
Aktivitas di Terminal Telur
Secara umum struktur pasar produksi telur Ayam Arab yang ada di Kabupaten Sidenreng Rappang adalah pasar persaingan sempurna. Sistem pemasaran demikian memberikan kesempatan kepada para pembeli untuk memilih barang yang diinginkannya, begitu pula sebaliknya peternak mempunyai kebebasan untuk menjual produknya kepada siapa saja.
Salah satu keunggulan Kabupaten Sidenreng Rappang dalam distribusi telur adalah hadirnya “Terminal Telur”. Terminal telur merupakan suatu lokasi yang khusus menyediakan pasar dan distribusi pada berbagai macam produk telur, baik telur itik, telur Ayam Ras, dan telur Ayam Buras (Ayam Arab). Di dalam terminal telur peternak dan pedagang bisa bertransaksi harga akan telur secara terbuka, sehingga lahirlah struktur pasar persaingan yang sempurna. Namun, hal yang penting perlu dicatat bahwa dalam sistem pasar persaingan sempurna yang terjadi tidak selalu bisa menguntungkan peternak, dalam hal ini peternak individu dengan skala usaha kecil, (Djumadil Djalil, S.ST).