SELAMAT DATANG DI WEBSITE CYBER EXTENSION BADAN PENYULUHAN DAN KETAHANAN PANGAN (BPKP) KABUPATEN SIDENRENG RAPPANG

Kamis, 01 Desember 2011

Pertanian Organik Lebih Hemat Energi

     Di tengah vitalitasi semangat gerakan pertanian internasional beberapa dekade belakangan ini, pertanian organik global terus bertumbuh tetapi belum menjadi aliran utama budaya pertanian dunia. Penekanan orientasi pada kepastian kenaikan produksi kelihatannya menjadi salah satu pengikat sehingga kebanyakan petani di negara berkembang maupun negara maju masih berkutat dengan pertanian konvensional yang lebih dikuasai dan praktis. Seolah ada keraguan untuk beralih ke pertanian organik, padahal model pertanian ini menawarkan berbagai manfaat dan penghematan dibanding pertanian non organik. 
  Melihat perkembangan di negara-negara berkembang, Direktur Eksekutif Federasi Internasional Gerakan Pertanian Organik (IFOAM), Markus Arbenz mengharapkan petani kecil negara-negara berkembang ikut dalam gerakan pertanian organik. Dalam tahun-tahun belakangan ini kita telah menyadari bahwa pengalihan ke pertanian organik bisa mendukung ketahanan pangan, penyesuaian terhadap perubahan iklim serta konservasi keragaman hayati, katanya. Dalam satu risalah hasil studi tentang pertanian organik dan perubahan iklim, Lembaga Riset Pertanian Organik (FIBL) menyatakan ada beberapa tujuan yang diemban pertanian organik, di antaranya mencegah kerusakan lingkungan, memelihara keragaman hayati, mengelola lanskap yang menarik, memelihara ternak dalam kondisi sejahtera, dan menghasilkan pangan yang baik. FIBL juga memandang pertanian organik sebagai salah satu kunci bagi pemecahan masalah perubahan iklim. 
    Di antara alasan utamanya ialah bahwa pertanian organik lebih hemat dalam penggunaan energi. Alasan pokok lain ialah bahwa pertanian organik memendam lebih banyak karbon dalam tanah, mengurangi emisi gas rumah kaca metan, dan bisa beradaptasi dengan lebih baik terhadap cuaca yang ekstrim. Dijelaskan, penggunaan lebih sedikit, hemat dan efisien energi dalam pertanian organik dimungkinkan karena sistem organik mengandalkan terutama asupan sumberdaya lingkungan lahan pertanian itu sendiri dan berupaya sedapat mungkin menghindari asupan dari luar. Oleh sebab itu, secara signifikan kebutuhan energi primer pertanian organik lebih rendah. Sehingga penggunaan energi per unit lahan pada produksi tanaman dan ternak organik secara signifikan lebih rendah dibanding pertanian bukan organik. Uji coba lapang menunjukkan bahwa per unit hasil, energi yang digunakan sistem pertanian organik 20% lebih rendah dibanding yang non organik. (Sumber: Sinartani)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar